Rabu, 25 Agustus 2010

LAPORAN AKHIR AGUSTUS (kab. Belu)

LAPORAN AKHIR AGUSTUS 2010

KABUPATEN BELU



Senin, Tanggal 2 Agustus 2010

Setelah kembali dari Kab. Kupang membantu Wasum memasang seaedunet saya kembali memantau siaran Seaedunet di SMAN 1 ATAMBUA. Awalnya saya mengalami kesulitan untuk mendapatkan sinyal siaran, di cek beruangkali selama beberapa hari terakhir melalui web Enigma SNR selalu turun yang awalnya mendapat SNR 84 % berubah menjadi 74 % dan hari senin itu turun drastis menjadi 63 %, awalnya diperkirakan karena angin yang berhembus sangat kencang namun setelah saya amati dari bawah parabola ternyata jarak tangkap parabola tersebut terhalang oleh sebuah pohon yang mulai rindang. Memang ketika saya pertama kali datang ke lokasi menentukan titik yang awalnya pohon tersebut saya fikir sudah mati kering dan tidak berdaun lagi tetapi dua minggu setelah itu ternyat pohon tersebut berdaun lebat, akhirnya saya menemui kepala Sekolah dan menyarankan agar pohon tersebut ditebang agar tidak mengganggu sinyal siaran seamolec, hari itu juga pohon tersebut di tebang dan SNR kembali menjadi 84 % dengan kualitas streaming video yang bagus. Setelah itu saya melakukan pelatihan pengoperasian server seaedunet kepada teknisi lokal dan beberapa guru yang mengerti komputer sebagai backup (kurang lebih ada 3 guru : Pak Solomon, Ibu Rita). Pelatihan ini sengaja saya berikan secara intensif agar nantinya teknisi atau guru dapat mengoperasikan server tanpa adanya saya (saya memantau dari jarak jauh). Materi yang saya berikan berupa pengkabelan, prosedur menyalakan – mematikan, pengecekan signal melalui web enigma, merekan siaran streaming, instalasi server, dan backup data yang berada di server apabila hardisk sudah penuh. Pelatihan berjalan lancar, selesai sore hari dan sudah berkali-kali teknisi tersebut mempraktekan dari awal sampai akhir, tidak lupa langkah-langkah yang saya berikan juga mereka catat. Dan terakhir saya menempel stiker yang diberikan dari Seamolec di semua perangkat yang ada.


Selasa – Rabu – Kamis, Tanggal 3 - 5 Agustus 2010

Hari Selasa saya berencana untuk memantau siaran dan melatih teknisi yang berada di SMPN 1 dan SMPN 2 Malaka Tengah, sebenarnya saya menyiapkan dua hari untuk kedua sekolah tersebut karena jarak yang cukup jauh (sekitar 70 KM) dari Atambua, SMPN 1 Malaka Tengah terletak di Kota Betun (berada di luar kota Atambua) dan SMPN 2 Malaka Tengah terletak di atas Gunung (Daerah Kaputu). Untuk menuju ke tempat tersebut yang cukup jauh saya memerlukan angkutan dari Atambua menuju Terminal Naresa Rp 3.000,- kemudian berlanjut dengan angkutan dari Naresa menuju Betun Rp 15.000,- jarak yang cukup jauh tersebut di tempuh dalam waktu 4 jam perjalanan (seharusnya 3 jam, namun karena angkutannya lama menunggu penumpang ngetemnya sejam) jadi dari Atambua jam 10 pagi sampai Betun sekitar jam 14.30 WITA. Setelah itu berlanjut mencari ojek untuk mengantar ke rumah pak Kepala SMPN 1 Malaka Tengah karena sekolah sudah pulang (SMPN 1 Malaka Tengah memiliki jam sekolah dari jam 7 pagi sampai jam 12.30 siang WITA). Jarak dari turun angkutan menuju rumah Pak Kepala (Pak Yohanes) lumayan jauh membutuhkan ongkos Rp 5.000,-. Sesampainya dirumah pak kepala sejenak saya istirahat sambil menunggu teknisi lokal datang menjemput untuk menuju SMPN 1 Malak Tengah, setelah menjemput (Pak John) membeli Bensin untuk bahan bakar genset, maklum di kota Betun ini listrik pada waktu siang padam, mulai menyala dari jam 6 sore hingga jam 6 pagi. Jadi untuk mengecek siaran diperlukan Genset (Diesel) dan Bahan Bakarnya. Setelah semua komplit kami memulai mengecek siaran, siaran berjalan lancar dengan SNR seamolec 84%, Server OK namun karena memory server kurang (256 MB) maka untuk mengangkat video masih putus-putus, oleh karena itu saya melatih teknisi lokal dengan dua mode : mode Video kabel dari digibox langsung di hubungkan ke komputer client dan mode Data kebel dari digibox dihubungkan ke server terlebih dahulu kemudian kabel dari switch dihubungkan ke client, sehingga client dapat mendowload materi apabila sudah ada. Untuk Video diperlukan satu client karena nantinya akan dihubungkan dengan LCD/Infocus. Setelah selesai, berulang-ulang Pak John (Teknisi lokal) mempraktekannya, beliau juga mencatat pengkabelan dan seluruh langkah-langkah yang sudah saya terangkan. Selesai dari SMPN 1 Malaka Tengah sudah malan sekitar jam 09.00 WITA, maka untuk itu saya menumpang untuk beristirahat di rumah pak Kepala SMPN 1 Malaka Tengah karena besok pagi saya harus bergegas ke SMPN 2 Malaka Tengah (Kaputu) yang berada di gunung.

Esok pagi saya bergegas ke Kaputu. Namun medan jalan yang di lalui sangat berat karena jalan yang dilewati kali ini belum beraspal masih berupa tanah liat dan disekililingnya hanya hutan jadi repot kalau kenapa-kenapa. Untuk itu saya membutuhkan ojek kalau ingin kesana dengan cepat, ojek yang mau kesana meminta bayaran Rp 30.000,- di tawar ga mau, yah maklum memang medang yang dilewati sangat berat dan rawan. Beberapa dokumentasi yang berhasil saya ambil :














Setelah tiba di SMPN 2 Malaka Tengah (Kaputu) terpaksa saya menunggu agak lama karena perlu membeli

bensin untuk bahan bakar genset ditambah lagi genset yang ada rusak dan harus meminjam ke warga sekitar. Cukup lama saya menunggu, namun akhirnya datang juga. Setelah genset dinyalakan saya mulai mengecek server yang ada dengan client Laptop saya. SNR Bagus 85%, namun seperti SMPN 1 Malaka Tengah , SMPN 2 Malaka tengah inipun memiliki server dengan RAM 256 MB sehingga siaran video agak terputus-putus, ditambah lagi mereka hanya memiliki 1 komputer, jadi untuk client perlu meminjam komputer guru/tekhnisi lokal (Pak Erick) dari rumahnya. Selain itu kalau siang (memakai genset) komputer tidak dapat dihidupkan keduanya (server-client) jadi harus satu-per satu, karena saya menggunakan laptop saya dapat memantau siaran dengan optimal. Saya mengajarkan pada Pak Erick sebagai tekhnisi lokal secara intensif dengan dua metode seperti SMPN 1 Malaka Tengah, yaitu mode video dengan mengambil kabel langsung dari receiver ke client dan mode data dengan menyambungkan kabel dari receiver ke server t

erlebih dahulu. Untuk masalah ini saya tidak menemui kesulitan dengan Pak Erick karena beliau juga ahli dalam bidang komputer. Beliau sudah tahu yang mana kabel cross dan straight, jadi memungkinkan saya untuk bisa memantau dari jarak jauh, namun kendala yang lainnya berupa sinyal ponsel yang lemah bahkan tidak ada sinyal, jadi untuk berhubungan dengan Pak Erick saya mengandalkan sms yang entah smsnya kapan masuknya. Karena sulitnya signal disana. Menelpon pun juga percuma karena kualitas suaranya sangat buruk. Setelah itu saya menempel stiker dari seamolec dan bergegas kembali ke SMPN 1 Malaka Tengah karena saya diminta untuk melatih kembali Pak John (tekhnisi lokal SMPN 1 Malaka Tengah) bagaimana cara menggunakan LCD/Infocus, jadilah saya kembali ke SMPN 1 Malaka Tengah malam hari, dan sangat sulit mencari ojek di daerah kaputu yang mau mengantar kalau malam ke Betun, selain jalanya sulit, kondisinya juga rawan namun akhirnya saya dibantu warga sekitar berhasil menemukan ojek yang mau mengantar ke S

MPN 1 Malaka Tengah dengan biaya Rp 30.000,-. Sesampainya di SMPN 1 Malaka Tengah saya langsung bertemu dengan Pak John yang sudah lama menunggu, kemudian memulai mengajarkan bagaimana menggunakan infocus dan juga saya menempel stiker seamolec yang lupa saya tempel kemarin. Setelah selesai saya di antar ke rumah Pak Kepala SMPN 1 Malaka Tengah untuk beristirahat kembali. Ketika hendak tidur, hujan deras mengguyur.

Esok paginya ketika saya mau pulang ke Atambua, ternyata ada jalan yang putus karena longsor. Terpaksa saya kembali lagi pulang ke rumah pak kepala untuk menginap sehari lagi karena jalan tersebut sedang diperbaiki. Perjalanan yang sia-sia tersebut menghabiskan ongkos Rp 10.000,- pulang pergi. Esok paginya saya kembali pulang namun ternyata jalan tersebut masih rusak dan belum diperbaiki, akhirnya saya terpaksa untuk menyebrangi jalan tersebut dan turun ke bawah longsoran untuk dapat menyambung angkutan kembali.(FOTO)











Dalam perjalanan sangat teringat untuk menempelkan stiker di SMAN 1 KIMBANA, maklum perjalanan BETUN – ATAMBUA melewati sekolah tersebut, agar menghemat biaya saya berpikir untuk sekalian berkunjung. Sebenarnya SMAN 1 KIMBANA ini sudah fix seaedunetnya, sebelumnya saya sempat melatih secara intensif Pak Niko dan Pak Steve (Teknisi Lokal) tentang pengoperasian dan mereka sudah bisa saya pantau dari jarak jauh, selain itu masalah lab juga sudah saya selesaikan ada sekitar 20 komputer yang sudah dapat terhubung dengan seaedunet melalui jaringan lokal. SNR 84 % dengan kualitas siaran yang sangat baik dan server yang OK sehingga video tidak putus-putus. Selain itu saya dan Sandi juga sempat mengecek mengenai pengiriman data dari jakarta dan ternyata berhasil. SMAN 1 KIMBANA ini merupakan sekolah/titik patokan saya mengenai siaran video seaedunet, apabila disekolah lain ada masalah saya membandingkan dengan SMAN 1 KIMBANA apakah disana terdapat masalah yang sama atau tidak. Setelah selesai pengecekan saya memasang sticker seamolec di setiap peralatan.


Sabtu, 7 Agustus 2010

Setelah dari Betun, Sabtu pagi saya berangkat ke SMPN 1 LAMKANEN yang berada di desa Weluli, keadaanya tak ubahnya seperti SMPN 2 Malaka Tengah karena berada di puncak gunung yang berbatasan langsung dengan Timor Leste (hanya dipisahkan dengan sungai). Untuk kesana saya perlu naik bus yang adanya hanya 1x dalam sehari (sehari pergi pulangnya besok). Pertama dari tempat kos di Atambua saya harus naik ojek ke terminal Fatubunao, kemudian lanjut dengan naik bus yang ke arah Weluli namun bus disini memiliki jadwal khusus, jam 6 pagi bus dari Weluli (lamaknen) berangkat menuju Atambua membawa penumpang yang ingin pergi ke atambua dan sekitar jam 11 siang bus tersebut kembali dari Atambua ke Weluli (lamaknen), itulah satu siklus perputaran bus. Hanya sekali pulang pergi dan busnya pun terbatas hanya ada kurang lebih 4 bus. Bukan main berdesakan penumpang dan barang di dalamnya. Ditambah jalan yang berbatuan sehingga kadang miring kiri dan kanan yang sering bikin mual. Biaya sekali berangkat bus ini Rp 10.000,- beda sedikit dengan biaya ke Betun karena memang waktu yang di perlukan sekitar 2 jam untuk mencapai SMPN 1 LAMAKNEN. Setibanya disana saya segera memasang stiker dari seamolec dan mengecek siaran seaedunet, namun karena server belum tersedia saya menyambungkan langsung dari digibox ke client. Seperti pertama kali kami kesini. Setelah itu melakukan pelatihan pengoperasian kepada tekhnisi lokal (pak Mike). Namun karena hari sudah sore dan ditambah angkutan yang menuju atambua sudah tidak beroperasi maka saya bermalam di rumah guru sekitar sekolah SMPN 1 LAMAKNEN, di SMPN 1 Lamaknen ini tak jauh beda kondisinya dengan SMPN 1 dan SMPN 2 Malaka Tengah karena listrik disini hanya ada pada malam hari, sehingga membutuhkan genset(diesel) dan bensin untuk menyalakan listrik. Saya baru kembali esok paginya (hari minggu) dengan bus menuju ke Atambua.


Senin – Rabu, 8-10 Agustus 2010

Libur Ramadhan...


Kamis, 11 Agustus 2010 – Kamis, 19 Agustus 2010

Memantau siaran seaedunet melalui sms atau telphone kepada sekolah-sekolah


Senin, 23 Agusutus 2010

Sebelumnya hari minggu siang mendapat sms dari Pak Ali dan Mas Agri bahwa besok hari senin, 23 Agustus 2010 akan dilakukan ViCon antara seamolec dan Undana, dan diharapkan seluruh titik seaedunet diaktifkan. Saya sudah menghubungi tiap titik seaedunet mengenai jadwal siaran tersebut. Kemudian pagi harinya saya memantau dari sms atau telephone. Ada tiga titik yang memang saya prioritaskan untuk menentukan siaran karena disana komunikasi mudah (signal tidak putus-putus) yaitu SMAN 1 Atambua, SMAN 1 Kimbana, dan SMPN 1 Malaka Tengah.


Sejak jam 9 WITA saya sudah meminta mereka untuk perangkat seaedunet dinyalakan dan di stand by dan apabila ada siaran sedangkan mereka tidak dapat menonton tolong direkam, namun setelah jam 10.00 WITA saya mengecek kembali ternyata belum ada siaran di SMAN 1 Kimbana, sementara dari pihak SMPN 1 Malaka Tengah sudah menanyai saya “Mas videonya tidak play, kalau di sekolah lain gambarnya keluar ko tidak ? “ Pak John Sera dari SMPN 1 Malaka Tengah mengirim sms, kemudian saya balas “ Sebentar pak, saya cek dulu” dan ternyata saya cek ke SMAN 1 KIMBANA siarannya juga belum ada. Akhirnya jam 12.00 WITA saya meminta kepada pak John dari SMPN 1 Malaka Tengah untuk mematikan dahulu perangkatnya karena kuatir buang-buang bahan bakar karena disana dinyalakan dengan tenaga genset dan bensin. (sayang-sayang dibuang sia-sia). Kemudian saya tetap melanjutnya pemantauan jarak jauh di dua titik SMAN 1 Kimbana dan SMAN 1 Atambua, mereka berjanji kalau ada siaran akan langsung di informasikan ke saya. Saya sedikit tenang karena di kedua titik tersebut listrik memang full menyala jadi tak perlu keluar uang untuk membeli bahan bakar, ditambah lagi jam sekolah mereka memang dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Ketika jam 4 WITA, Pak Steve dari SMAN 1 KIMBANA memberitahukan saya bahwa siarannya sampai sekarang masih belum ada, kemudian disusul pemberitahuan dari Pak Solomon (SMAN 1 ATAMBUA) kalau siaran belum mulai dan ternyata siaran tersebut memang dibatalkan.


***

Selasa, 24 Agustus 2010

Laporan Ahir Agustus

Senin (9/8) saya melakukan pengecekan jaringan SeaEdunet di SD N Kesetnana. saya memang sengaja secepatnya melakukan pengecekan di sekolah ini, mengingat diantara 5 titik yang kami pasang, di sekolah ini yang paling kurang bagus cuacanya. Selain itu, di sekolah ini yang sempat mengalami perpindahan tempat parabola karena sinyal tidak pernah stabil dan cenderung menurun terus.
Tapi Alhamdulillah setelah saya lakukan pengecekan, ternyata sinyal masih stabil pada posisi 85% untuk Trans Tv dan 83% untuk Seamolec dengan BER 0%. Setelah memastikan sinyal dalam kondisi stabil, saya langsung melakukan pengecekan jaringan, dan Alhamdulillah jaringan juga bagus, siaran pun bisa ditangkap dengan baik, tak lupa sambil melakukan pengecekan saya memberikan pelajaran kepada Teknisi Lokal yang kebetulan masih baru, karena yang lama mengundurkan diri dengan alasan sudah diterima bekerja di sebuah PT. Meski bisa dipahami, tapi masih perlu banyak belajar lebih banyak, karena teknisi lokal ini memang kurang menguasai komputer. Saya hanya berpesan agar dia mempelajarinya melalui modul yang saya kasihkan pada SOP sambil dipraktekkan, nanti ketika ada permasalahan agar menghubungi saya.
Keesokan harinya, Selasa (10/8) saya diminta oleh Kepala SD Inpres Oenali untuk mengajari guru-guru belajar komputer terutama program Microsoft Excel, rata-rata guru di sekolah ini hanya mampu mengoperasikan Microsoft Word saja, sementara Dinas PPO sering meminta laporan sekolah dengan format menggunakan Microsoft Excel sehingga seringkali laporan yang harus dikirim ke Dinas direntalkan. Alhamdulillah proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik, guru-guru bisa menangkap dan memahaminya secara cepat, meski belum sepenuhnya saya ajarkan. Selanjutnya hari Rabu-minggu (11-15/8) semua sekolah libur nasional bertepatan dengan awal puasa ramadlan, tapi tetap dimanfaatkan oleh pihak sekolah untuk melakukan persiapan lomba Agustusan.
Senin (16/8) saya melakukan pengecekan jaringan di SD N Ajaobtomas. Sekolah ini belum pernah sekalipun saya check sejak dipasang Multicast mengingat kondisi listrik yang tidak stabil alias sering mati sendiri, sehingga saya baru sempat melakukan pengecekan di sekolah ini. Untuk menuju ke sekolah ini, saya harus naik 2x kendaraan, pertama naik angkot dengan biaya Rp 5.000,- turun di Kota SoE, kemudian naik ojeg dengan biaya Rp 20.000,-, sehingga sekali jalan harus mengeluarkan uang Rp 25.000,- PP Rp 50.000,- dan waktu yang ditempuh adri tempat tinggalku ke sekolah ini sekitar 1,5 jam.
Berangkat jam 08.00 WITA saya sampai di sekolah ini jam 09.30 WITA, dan langsung melakukan pengecekan sinyal parabola. Alhamdulillah sinyal stabil pada posisi 87% untuk Trans TV dan 85% untuk Seamolec. Selanjutnya saya cek jaringan dan streaming, semuanya bagus. Seperti biasa saya melakukan pengecekan sambil memberikan pelajaran kepada teknisi lokal, Alhamdulillah sudah bisa dipahami sedikit demi sedikit oleh teknisi lokal meski perlu banyak belajar.
Selasa (17/8) saya bersama Kepala SD Inpres oenali mengikuti Upacara Bendera dalam rangka Peringatan Kemerdekaan RI Ke-65 di Lapangan Kecamatan Amanuban Barat. Pada hari Rabu (18/8) saya melakukan pengecekan di SD GMIT Oinlasi. Saya berangkat dari rumah jam 08.00 WITA menggunakan Angkot turun di Cabang Niki-Niki dengan biaya Rp 10.000,-, kemudian naik ojeg menuju sekolah dengan biaya Rp 25.000,-, jadi untuk menuju sekolah ini saya harus mengeluarkan dana sebesar Rp 35.000,- satu kali jalan PP Rp 70.000,- (benar-benar lumayan pengeluaran untuk transportasi). Sampai di sekolah jam 10.10 WITA dan langsung saya lakukan pengecekan sinyal, Alhamdulillah masih stabil pada posisi 83% untuk Trans TV dan 85% untuk Seamolec (entah kenapa sinyal Seamolec disini lebih besar dari Trans TV). Selanjutnya seperti biasa saya langsung check jaringan dan streaming sambil memberikan pembelajaran kembali kepada teknisi lokal, Alhamdulillah meski agak rumit tapi ahirnya bisa dipahami juga. Selesai pengecekan jam 14.00 WITA saya langsung mencari Masjid untuk sholat dzuhur (kebetulan di sini ada Masjid meski jalan kaki lumayan jauh). Pulang dari SD GMIT Oinlasi jam 15.30 dan sampai di rumah tempat tinggal jam 17.45 WITA.
Kamis (19/8) saya melakukan pengecekan di SD Inpres Oenali. Sekolah ini yang paling dekat dengan tempat tinggalku karena memang saya tinggal di rumah kepala sekolah ini, sehingga saya cukup berjalan kaki sekitar 350 M. Alhamdulillah pengecekan berjalan lancar, sinyal stabil pada posisi 84% untuk Trans TV dan 86% untuk Seamolec, jaringan dan siaran pun bisa ditangkap dengan bagus. Namun sayang belum bisa memberikan pembelajaran lanjutan kepada teknisi lokal mengingat teknisi lokal sedang ada acara di Jakarta.
Jum'at (20/8) saya diminta oleh Ibu Kepala SD Inpres Panite 2 untuk mengantarnya membeli komputer di Kota SoE. berangkat dari rumah jam 09.00 WITA dan hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai di toko komputer yang dituju, namun sampai di sana Ibu Kepala belum datang hingga saya menunggu di depan toko sekitar 15 menit. Setelah bertemu dan langsung masuk ke toko, kemudian pihak sekolah melobi pemilik toko, karena dana sekolah belum mencukupi sehingga harus ambil kredit. Alhamdulillah ada kata sepakat antara pemilik toko dan pihak sekolah. saya meminta kepada pemilik toko agar komputer tidak perlu diinstal SO, tapi ternyata pemilik toko tidak begitu paham komputer (baru kali ini saya ketemu penjual komputer tidak paham komputer). Selanjutnya saya nyalakan komputer tapi kabel yang menghubungkan CPU dan Monitor dicari tidak ketemu-ketemu, hingga saya menunggu sampai jam 11.30 WITA. setelah kabel ketemu langsung saya nyalakan ternyata sudah ada Windows XPnya, tapi penjual komputer tidak tahu, dia hanya bilang bahwa pihaknya ambil dari agennya sudah seperti itu. Ahirnya komputer diterima, dan mengingat waktu sudah menunjukkan jam 1145 WITA, maka saya pamitan kepada Ibu Kepala untuk ke Masjid menunaikan Sholat Jum'at, dan saya akan menginstal server esok harinya karena jika setelah selesai sholat jum'at saya ke Panite, maka alamat saya pulang malam dan tidak ada kendaraan dan di panite tidak tempat untuk saya tinggal padahal saya juga sedang puasa, jarak tempuh ke sekolah ini sekitar 2 jam.
sesuai janji saya, sabtu (21/8) saya berangkat ke SD Inpres Panite 2, dari rumah jam 07.00 WITA menggunakan bus jurusan kupang turun di Batu Putih (perbatasan TTS dan Kupang) dengan biaya Rp 10.000,-, kemudian dari Batu Putih saya naik ojeg dengan biaya Rp 20.000,- jadi biaya yang harus dikeluarkan untuk sampai di SD Inpres Panite 2 sebesar Rp 30.000,- satu kali jalan, PP Rp 60.000,-. sampai di sekolah jam 09.15 WITA, di sana telah menunggu guru-guru dan Kepala sekolah, tapi di sekolah ini hanya ada listrik ketika malam hari, sehingga sampai di sana saya harus menunggu pihak sekolah menyediakan diesel, setelah menunggu sekitar 30 menit diesel nyala, saya langsung menyalakan komputer untuk terlebih dahulu menghilangkan partisi dengan menggunakan CD instalasi Windows XP, namun setelah saya masukkan CD Windows XP ternyata CD yang dikasihkan Rustam tidak bisa digunakan, sementara saat beli komputer lupa tidak dikasih CD Windows XP, saya coba berulang-ulang sampai jam 13.30 WITA tidak bisa juga, ahirnya saya matikan komputer dan saya berjanji akan mengulang instalasi server pada hari berikutnya. Setelah berpamitan, saya kemudian pulang dari Panite jam 14.00 WITA.
Senin (23/8) yang semestinya saya akan mengulang instalasi server di Panite, tapi dapat sms dari Seamolec bahwa hari senin jam 08.00 WIB atau jam 09.00 WITA ada vcon Seamolec - Undana di Kupang, sehingga semua tim NTT diminta untuk memantau siaran tersebut dan selanjutnya melaporkan hasil siaran tersebut. Ahirnya saya memutuskan untuk memantau di sekolah terdekat yaitu di SD Inpres Oenali dan teknisi lokal di sekolah lain saya telpon untuk ikut memantaunya. Namun karena masih agak bingung saya harus telpon cukup lama untuk tiap sekolah menerangkan cara menyalakan streaming. Setelah ditunggu hingga jam 10.30 WITA tidak juga muncul siaran, ternyata acara tersebut dibatalkan mengingat Jaringan dari Undana sedang dipakai untuk acara Seminar (cape dech.....).
Selasa (24/8) yang sedianya saya akan ke Panite lagi, tapi saya belum mendapatkan instalasi Windows XP yang baru sehingga dengan terpaksa ditunda lagi.

Catatan : Dari titik yang sudah bagus jaringannya belum ada satupun yang mendapatkan kiriman data dari Seamolec, sehingga ketika saya cek data selalu kosong. Demikian laporan sementara saya dari Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi nusa Tenggara Timur, mohon share dari teman-teman dan pihak Seamolec untuk perbaikan kinerja saya ke depan.

Jumat, 20 Agustus 2010

LAPORAN DWI MINGGUAN EDISI II (KAB. BELU)

LAPORAN KEGIATAN BERKALA
(WEEKLY PROGRESS)
KABUPATEN BELU
PER AGUSTUS 2010

12. Minggu 1-Aug-10 ATAMBUA Kembali ke atambua Meneruskan monitoring siaran Febri







13. Senin 2-Aug-10 SMAN 1 ATAMBUA SNR Seamolec menjadi 64%, TRANS 73 %. Kemungkinan Terhalang pohon yang mulai menjalar lebat; Pelatihan Pengoperasian Seadunet kepada teknisi lokal secara intensif Tebang pohon agar tidak menghalangi parabola, SNR Seamolec sudah kembali 84 %. Pohon akan di tebang agar tidak tumbuh kembali. Status OK Pak Solomon
14. Selasa 3-Aug-10 SMPN 1 MALAKA TENGAH SNR Seamolec 84 %, Server OK; Pelatihan Pengoperasian Seadunet kepada teknisi lokal secara intensif Status OK Pak John Sera
15. Rabu 4-Aug-10 SMPN 2 MALAKA TENGAH SNR Seamolec 85 %, Server OK; Pelatihan Pengoperasian Seaedunet kepada Teknisi lokal secara intensif Status OK Pak Erick
16. Kamis 5-Aug-10 SMAN 1 KIMBANA SNR Seamolec 84 %, Server OK; Pelatihan Pengoperasian Seadunet kepada teknisi lokal secara intensif Status OK Pak Niko
17. Sabtu 7-Aug-10 SMPN 1 LAMAKNEN SNR Seamolec 83 %, Server belum tersedia; Pelatihan Pengoperasian Seadunet kepada teknisi lokal secara intensif Status OK Pak Gabriel







18 Senin 9-Aug-10 LIBUR RAMADHAN
19 Selasa 10-Aug-10 LIBUR RAMADHAN
20 Rabu 11-Aug-10 LIBUR RAMADHAN
21 Kamis 12-Aug-10 SMAN 1 ATAMBUA Pengecekan melalui sms Status OK, Tekhnisi lokal sudah dapat mengoperasikan sendiri Pak Solomon
22 Jum'at 13-Aug-10 SMAN 1 KIMBANA Pengecekan melalui sms Status OK, Tekhnisi lokal sudah dapat mengoperasikan sendiri Pak Niko







23 Senin 16-Aug-10 SMPN 1 MALAKA TENGAH Pengecekan melalui sms Status OK, Tekhnisi lokal sudah dapat mengoperasikan sendiri Pak John Sera
24 Selasa 17-Aug-10 LIBUR KEMERDEKAAN
25 Rabu 18-Aug-10 SMPN 1 LAMAKNEN Pengecekan melalui sms Status OK, Tekhnisi lokal sudah dapat mengoperasikan sendiri Pak Mike
26 Kamis 19-Aug-10 SMPN 2 MALAKA TENGAH Pengecekan melalui sms Status OK, Tekhnisi lokal sudah dapat mengoperasikan sendiri Pak Erick







Kamis, 12 Agustus 2010

Kegiatan Minggu Pertama

Untuk lebih jelasnya, silahkan klik 2 kali pada gambar dibawah ini

Pointing di SMA N 1 Amarasi

Tak terasa, ternyata sudah seminggu kami di sini. Oh ya, hari ini Kamis tanggal 29 Juli 2010 Pukul 09.15 WITA kami (saya, Febri dan Irsandi Hasan) akan ke SMA N 1 Amarasi. Untuk menuju SMA ini, kita harus naik beberapa angkutan kota. Kalau disini menyebut angkot itu oto atau bemo. Yaitu Kupang-Noelbaki kemudian naik Noelbaki-Oesao atau Noelbaki-Camplong lalu turun di pertigaan Oesao. Nah dari sini sampai sekolahan itu tidak ada angkutan kota. Hanya ada mobil pick up dan ojek. Wajarlah, khan letaknya jauh dari pusat kota
Alhamdulillah, setelah 20 menit menunggu akhirnya kami menyewa mobil pick up. Ongkos untuk mengantarkan kami hanya Rp. 20.000/orang. Dalam mobil itu juga ada penumpang yang lain.
Dalam perjalanan, kami melihat-lihat keadaan di sekeliling. Wah, ternyata indah sekali pemandangannya dan ternyata perjalanannya melewati bukit-bukit. Dan kami lihat ada laut, tanah gersang dan ada juga yang tanah yang hanya ditumbuhi rerumputan. Oh ya, rumah penduduk juga jarang sekali.
Setelah mendekati daerah Amarasi, kami baru menemukan rumah penduduk. Ternyata daerah ini lebih subur dari daerah yang lainnya. Karena kelihatan dari tumbuh-tumbuhan yang berdaun hijau dan udara disini agak sedikit dingin.
Ternyata SMA ini beralamat di desa Kotabes Kec. Amarasi dan perjalanan dari Oesao sampai ke SMA ini hanya membutuhkan waktu 25 menit. Wah, subur juga sekolahannya. Baru masuk pintu gerbang saja, kami sudah di sambut oleh rindangnya pohon jambu monyet. Selanjutnya baru masuk pintu kantor, kami juga di sambut oleh guru-guru yang sedang main tenis meja. Ternyata di kantor ada yang bisa main tenis meja juga ya?
Setelah memberitahukan tujuan kami kesini, akhirnya kami disuruh menghadap ruang kepala sekolah dan langsung mengeluarkan semua kebutuhan pemasangan parabola. Wah, ternyata tiang disini belum di pasang, padahal sudah dari kemarin peralatannya sudah diberikan dan suruh segera memasang tiangnya. Terpaksa deh, tiangnya dipasang dadakan.
Tepat pukul 11.00 WITA kami memasang tiang parabola dan tidak memungkinkan lagi kalau kami memasangnya esok hari. Karena besok kami sudah ada janji dengan Kepala SMA N 1 Kupang Barat. Pukul 12.30 WITA akhirnya kami mulai merakit parabola dan langsung memasangnya diatas tiang tadi. Kemudian kami langsung pointing. Alhamdulillah, dalam pointing kali ini tidak mengalami kendala apapun. Karena hanya dengan waktu 30 menit langsung mendapatkan SNR untuk Trans TV di atas 83%. Sedangkan untuk SNR Seamolec-nya lebih dari 78% dan untuk streaming ke seamolec tidak mengalami gangguan.
Selanjutnya, kami langsung instalasi Digiserver, setting Access Point dan memberikan pelatihan kepada beberapa guru TI yang ada di Labkom itu. Alhamdulillah, hanya membutuhkan waktu 1 setengah jam untuk melaksanakan semua kegiatan ini.
Setelah selesai melaksanakan ini semua, akhirnya kami pamit kepada guru-guru di labkom dan langsung menuju ruang kepala sekolah dengan maksud yang sama. Wah, ternyata kepala sekolah nya sudah pulang. Jadi kami pamit ke Kaur TU-nya dan langsung menuju rumah beliau yang ada disamping sekolah itu. Dan pukul 15.45 WITA kami berniat kembali ke hotel. Dari sekolah sampai jalan raya hanya berjalan kaki. Lumayanlah, kira-kira jaraknya 1 KM. Setelah sampai dijalan raya, kami langsung menunggu angkutan kota.
Sudah hampir 25 menit kami disini dan belum mendapatkan apa yang kita mau. Sampai tibalah salah satu guru yang mengajar di SMA N 1 Amarasi dan memberitahukan kepada kami, kalau dari Amarasi ke Oesao tidak ada angkutan kota dan cuma bisa menggunakan ojek. Ok lah klo begitu. Akhirnya, 2 ojek kami gunakan. Setelah ditengah perjalanan, ada mobil polisi dan sedang melakukan razia. Wajarlah kalau kami takut, karena kami tidak menggunakan helm. Setelah menunggu hampir 15 menit, akhirnya kami memberanikan diri untuk melawati mobil itu. Alhamdulillah, ternyata kami lolos dari razia itu. Alhamdulillah, sampai juga di pertigaan Oesao. Dan untuk menuju hotel kita harus menggunakan angkot. Kali ini kita menggunakan angkot jurusan Noelbaki-Camplong dan Noelbaki-Kupang. Dan Alhamdulillah pukul 17.10 WITA sudah sampai di hotel Brenton.
Sumber : Wasum blog's

Pointing di SMA N 1 Kupang Barat

Alhamdulillah, sudah 4 empat parabola yang kami pasang dan hari ini adalah pemasangan parabola yang kelima. Kali ini, kita akan memasang parabola di SMA N 1 Kupang Barat. Pukul 08.55 kami menuju ke sana. Kami terpaksa menyewa mobil Toyota Rush warna hitam milik Hotel Brenton, karena kalau menggunakan angkutan umum kami belum mengetahui harus memakai mobil yang mana saja. Pukul 09.45 WITA kami tiba di sekolah tujuan.
Setelah tiba disana, kami langsung mengambil perlengkapan parabola di ruang kepala sekolah. Secara kebetulan kepala sekolahnya sedang ada urusan di kantor kecamatan. Semua perlengkapannya kami simpan berdekatan dengan tiang parabola yaitu di depan ruang labkom. Setelah semua perlengkapan diambil, kami (saya dan Febri) langsung merakit parabola dan memasangkannya di tiang parabola.
Alhamdulillah, kami hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 jam untuk mendapatkan SNR lebih dari 80% dari Seamolec. Sedangkan untuk SNR TV7 dan Trans TV sampai dengan 85%. Setelah mendapatkan hasil yang diinginkan, kemudian saya langsung instalasi digi server dan setting Access Point. Tiga puluh menit sudah waktu yang saya habiskan, dan alhamdulillah selesai juga pekerjaannya. Kegiatan selanjutnya adalah makan bersama dengan kepala sekolah dan pegawai disini. Menu makanannya pun hanya nasi campur ala Jawa Timur. Karena warung makan yang di dekat sekolah ini hanya ada warung dari Jawa Timur.
Alhamdulillah, kenyang juga ya...
Kegiatan selanjutnya adalah memberikan pelatihan kepada kepala sekolah dan pegawainya. Materi pelatihannya hanya menyangkut pengoperasian digiserver, streaming video, pembuatan e-learning local dan setting LAN.
Tepat pukul 16.00 WITA, semua kegiatan telah selesai dilaksanakan dan agenda yang terakhir adalah penandatangan MoU antara Seamolec-sekolah dan Yayasan Guru Cerdas NTT-sekolah, penandatanganan SKPD dan pengisian form peserta pelatihan. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang kepala sekolah. Dalam ruangan itu hanya ada saya dan kepala sekolah. Pak Eliazer nama pendeknya. Setelah semua MoU.
Alhamdulillah, tepat pukul 16.30 WITA saya berencana pamit pulang. Tapi sebelum pulang, kepala sekolah menagih janji yang dulu pernah Irsandi Hasan katakan yaitu akan mengganti uang semen dan upah buruh untuk pemasangan tiang parabola. Ya kami gantikan dengan Rp. 110.000. seratus ribu dari seamolec dan Rp. 10.000 dari uang saya.
Mobil jemputan dari hotel sudah menunggu dan saya pun masih sibuk dengan kepala sekolah. Kali ini pihak sekolah meminta saya untuk membelikan kabel UTP beserta connectornya. Akhirnya, kami (saya dan febri) menggunakan mobil jemputan sedangkan kepala sekolah menggunakan motor pribadinya.
Wah, ternyata tak di duga mobil yang kami naiki mogok ditengah jalan. Ternyata respon pemilik mobil cukup tanggap. Beliau langsung menelepon teknisi toyota dan menjemput kami diperempatan jalan daerah Tabun. Mungkin jarak dari sekolah hanya 4 KM.
Alhamdulillah, hanya perlu waktu 30 menit untuk memperbaiki kerusakan mobilnya. Selanjutnya kami langsung menuju toko Kharisma untuk membeli kabel UTP dan connectornya. Alhamdulillah, saya membeli 20 m kabel UTP (Rp. 4.500/m) dan 24 buah connector (@Rp. 1.500). Setelah kabel UTP dan connectornya terbeli, selanjutnya kami langsung menuju Hotel Brenton.
Sumber : Wasum blog's

Minggu, 08 Agustus 2010

SMA N 1 Takari

Wah, tak terasa sudah 6 hari ada di Kupang. Kira-kira agenda hari ini apa ya? Oh ya, hari ini saya harus memasang parabola di SMA N 1 Takari. Jauh ga ya tempatnya? Gampang kok, tinggal naik bus jurusan kupang-soe, kupang-kefa atau bisa juga kupang-atambua. Soalnya ketiga jurusan itu selalu melewati daerah Takari.
Jam 9.00 WITA, kami (saya, Febri dan Irsandi Hasan) menuju SMA yang dituju. Kami naik mobil jurusan kupang-kefa. Wah, ternyata jalan yang kami lalui seperti jalan raya yang ada di Batu-Malang. Jalannya sangat terjal, berliku-liku. Sebelah kanan jurang sedangkan sebelah kiri tebing bebatuan. Wah, pokoknya jangan sampe terjadi apa-apa dech.
Oh ya, kami hanya membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai ke SMA N 1 Takari. Ternyata alamatnya ada di Jalan Timor Raya KM 68 Takari. Lumayan jauh juga ya? Oh ya, itu baru sampai jalan raya, kita harus jalan kali melewati jalan bebatuan menuju SMA itu. Ya, kira-kira jalan kaki sampai 300 M. Di sekeliling jalan itu banyak ternak, diantaranya ada sapi, kambing, anjing (kirik, asu dan sejenisnya) dan babi (celeng, bagong dan sejenisnya). Pokoknya bau mereka tercium tajam. Sebagai tambahan, kalau jalan kaki ke sini harus hati-hati ya, soalnya kotoran mereka berserakan di jalan. Hehehehe...
Alhamdulillah, setelah me-lewati rintangan itu akhirnya sampai juga ke SMA N 1 Takari. Langsung saja, kami menemui kepala sekolah. Nama pendeknya Pak Yanto. Beliau orang Jember loch. Setelah mendapat izin, kami langsung memasang parabola dan pointing. Wah, memang nasib kesekolah ini. Sudah perjalanannya jauh, jalan kaki disambut oleh ternak dan yang terakhir listrik disini jarang menyala trus di sini juga belum ada TV. Trus gimana dong klo untuk pointingnya? Gampang kok, kita khan punya laptop. Khan jalan alternatif juga.
Wah... wah... ternyata pointing menggunakan laptop butuh tenaga ekstra. Bayangkan saja, setiap ada gerakan di parabola kita harus refresh browser Enigma-nya. Ditambah lagi, angin disini kencang banget. Jadi secara tidak langsung, anginnya “membantu” merusak posisi parabola.
Alhamdulillah, ternyata hanya butuh waktu 2 jam untuk mendapatkan hasil SNR 77% dari siaran SEAMOLEC. Setelah dirasa sudah bisa streaming video, akhirnya kami membereskan peralatan yang ada diluar dan langsung memasangnya di ruang kepala sekolah.
Ternyata, kami “dikerjain” oleh angin. Masa saat di luar gedung bisa mendapatkan SNR 77% sedangkan di dalam ruangan hanya mendapatkan SNR 63%. Harus pointing lagi deh. Ya iya lah. “Klo bukan kita yang pointing, lalu siapa lagi?”
Alhamdulillah, hasilnya sudah tetap 77%. Dan selanjutnya adalah memberikan pelatihan kepada pegawai disana. Kali ini hanya mengajarkan bagaimana streaming video. Karena di sini hanya ada 2 komputer (1 di ruang kepala sekolah dan 1 digunakan untuk administrasi sekolah). Wajarlah, khan sekolah ini baru dibangun tahun 2007 dan jauh dengan pusat kota.
Setelah semua pegawai “sedikit” mengerti, kami pun meminta izin untuk pamit pulang. Alhamdulillah jam 16.40 sudah ada di Hotel Brenton.
Sumber : Wasum blog's

SMA N 2 Kupang Timur

Alhamdulillah, satu pekerjaan sudah kami selesaikan. Karena sudah memasang parabola di SMA N 1 Kupang Tengah. Dan hari ini (26 Juli 2010) adalah waktunya untuk mengunjungi sekolahan yang berikutnya. Kali ini kita akan melakukan pointing di SMA N 2 Kupang Timur. Jarak yang ditempuh dari Hotel Brenton ke sekolah ini adalah ± 25 KM. Sekolah ini beralamat di Jl. Timor Raya KM 33 Kel. Naibonat.
Pukul 09:17 kami segera menuju SMA N 2 Kupang Timur. Rencananya akan melakukan pointing, instalasi Digi Server dan pelatihan untuk pegawai di sekolah itu. Pukul 10.17 kami mulai merakit parabola dan segera pointing. Alhamdulillah, hanya perlu waktu sampai satu jam setengah kami menyelesaikan perakitan dan pointing parabola. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 11.45, maka kegiatan kami pun dihentikan sejenak. Kali ini kita akan melakukan MAKSIAT (MAKan siang, Sholat dan IstirahAT).
Waktu antara pukul 13.00 s.d 15.00 WITA, kami gunakan untuk pengecekan komputer yang akan dijadikan sebagai server. Setelah mendapatkan spesifikasi komputer yang lebih dari pada yang lainnya, maka pada pukul 15.05 kami mulai melakukan instalasi Digi Server. Instalasi kali ini tidak membutuhkan waktu lebih dari 30 menit. Dan kegiatan selanjutnya adalah memberikan pelatihan multicast kepada Pak Albert dan Bu Yayuk. Dan Alhamdulillah, merekapun cepat tanggap.
Karena labkomnya sudah terpasang LAN, maka kami hanya melakukan maintenance and repair serta memasang AP untuk hotspot di sekolah itu. AP yang digunakan berjumlah 2 buah (1 buah dari kami dan 1 dari sekolah itu) dan kami tempatkan di labkom dan ruang kepala sekolah. Dan alhamdulillah, semua kegiatan hari ini berjalan dengan lancar.
Pukul 20.15 WITA kami, Bu Yayuk (Kepala Sekolah), Pak Albert (Guru TIK), dan Pak Angelo (Pegawai TU) berniat untuk pulang dan beristirahat. Karena besok masih banyak aktifitas yang harus dilakukan. Ketiga kalinya saya merasa terkejut, karena seorang kepala sekolah perempuan bisa juga pulang menggunakan vespa. Padahal waktu itu sudah dikatakan malam ditambah lagi jarak antara sekolah dan rumahnya lebih dari 30KM. Masya Allah. Kalau di Jawa, kira-kira orang seperti ini masih ada atau tidak ya? Alhamdulillah, pukul 21.15 WITA kami sudah sampai di Hotel Brenton.
Sumber : Wasum blog's

Kegiatan di hari ketiga

Hari senin ini, kita akan mengadakan instalasi Digiserver dan pelatihan tentang multicast kepada seluruh pegawai SMA N 1 Kupang Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang Tata Usaha. Alhamdulillah, tepat pukul 14.00 WITA kegiatan ini sudah selesai dilaksanakan. Kegiatan selanjutnya adalah mengambil parabola dan perlengkapannya yang masih disimpan di Dinas Pendidikan Kab. Kupang. Hanya perlu waktu tiga puluh menit untuk menuju tujuan dan kami pun langsung mengambil peralatan itu.
Sebelum kami berangkat menuju SMA N 2 Kupang Tengah, tiba-tiba kami bertemu dengan kepala SMA N 1 Kupang Barat. Dan beliau menyuruh kami untuk mengantarkan parabola dan kelengkapannya ke sekolah itu. Pukul 16.44 WITA kami menuju ke SMA N 1 Kupang Barat. Dan hanya membutuhkan waktu tiga puluh lima menit untuk sampai ke SMA N 1 Kupang Barat.
Setelah sampai di SMA N 1 Kupang Barat, kami langsung menurunkan 1 buah parabola berikut dengan kelengkapannya serta mencari letak untuk penempatan parabola. Sebelum kami naik ke mobil pick up, kepala sekolahnya bertanya “Kalau uang buruh, semen dan pasir untuk pemasangan parabola ini darimana? Soalnya kami tidak mempunyai dana untuk itu.” Kami juga sempat kaget, karena baru kali ini ada kepala sekolah yang meminta itu kepada kami. Padahal di samping pintu masuk sekolah itu ada 4 sak semen. Lalu kami menyampaikan kepada beliau, “Uangnya akan kami ganti setelah selesai pekerjaan ini.”
Tepat pukul 17.30 WITA kami menuju SMA N 2 Kupang Timur untuk mengantarkan parabola dan perlengkapannya. Saya dan Febri naik pick up di bagian belakang beserta dengan ketiga parabola itu. Sepanjang perjalanan, kami hanya melihat lampu kendaraan. Karena disekitar jalan raya sangat jarang rumah penduduk. Ditambah lagi lampu penerangan untuk jalan raya pun tidak ada.
Ternyata jarak antara SMA N 1 Kupang Barat dan SMA N 2 Kupang Timur bisa kami tempuh dalam waktu 1 jam 20 menit. Kali ini, kami disambut oleh 2 pegawai di SMA itu. Mereka ada Pak Albert dan Pak Angelo. Wah, salut deh dengan sekolahan ini. Sudah pegawainya rela menunggu kami dari tadi pagi sampai pukul 18:50 lalu ditambah lagi mereka masih menggunakan seragam PNS lengkap dengan atributnya.
Akhirnya kami pun mengambil semua perlengkapan yang dibawa oleh mobil dan disimpan di Labkom yang ada disekolah ini. Kedua kalinya saya dikejutkan. Ternyata di labkom ini terdapat 20 PC client dan 2 PC Tutor dan setiap PC dilengkapi dengan UPS serta dalam labkom itu sudah dilengkapi dengan jaringan komputernya. Wah, ternyata sekolah ini lebih maju dari pada sekolah yang pernah saya kunjungi di Kabupaten Kupang ini.
Tugas yang kedua adalah kami harus mencari tempat penyimpanan tiang parabola. Ternyata tiang ini cocok ditempatkan di belakang papan nama sekolah. Hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk membuat tiang ini berdiri tegak.
Gonggongan anjing yang saling bersaut-sautan terdengar dimana-mana, suara jangkrikpun menyertai kami selama berada disana. Pukul 20:30 WITA kami kembali ke Hotel Brenton untuk beristirahat.
Sumber : Wasum blog's

Hari Kedua di SMA N 1 Kupang Tengah

Pagi ini (Minggu, 25 Juli 2010), saya mengulang kegiatan yang kemarin pagi. Hanya saja ada sedikit tambahan waktu. Karena sejak pukul 06.05 s.d 09.25 saya berada di depan pintu kamar 201 Hotel Brenton. Setelah itu, Mas Sandi menelepon Pak Melkis, dan memberitahukan bahwa hari ini kami akan kembali ke sekolahan itu. Tapi Pak Melkis tidak bersedia karena akan melakukan ibadah. Maklum lah, disini khan mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan. Dan Pak Melkis bisa meluangkan waktu setelah pukul 18.30.
Jam sudah menunjukkan pukul 18.30, kami pun mencoba menghubungi Pak Melkis. Tapi HP nya tidak aktif. Lima belas menit kemudian kami pun berangkat ke SMA N 1 Kupang Tengah dengan menggunak Mobil CRV. Setelah sampai disana, ternyata tidak ada pegawai yang berada disana. Hanya ada 2 anak perempuan yang berpakaian tidah rapih (kotor), rambut acak-acakan dan tidak menggunakan alas kaki. Ku coba bertanya kepada mereka, “Kalo pegawai disekolah ini kemana?” dengan sedikit bingung mereka berkata “Tidak”. “Tidak apa?” Tambah kami. “Tidak ada” tambah mereka.
Lalu kamipun menelepon Pak Melkis dan ternyata beliau masih beribadah dan tidak bisa untuk ke sekolahannya. Akhirnya kamipun berniat untuk kembali ke Hotel. Sebelum ke hotel, saya sempat bertanya kepada mereka. “Sedang apa kalian disini?” Merekapun menjawab “Sedang main”. “Memangnya rumah kalian dimana?” tambah saya. “Dekat sini. Dibalik pepohonan itu”. Salah satu dari mereka menunjukkan letak rumahnya. Kulihat apa yang dia tunjukkan, dan ternyata hanya terdapat pepohonan kecil dan tidak ada cahaya sedikitpun. Lalu saya bertanya lagi “Sekarang kalian kelas berapa?” Sambil garuk-garuk kepala, keduanya berkata “Kami tidak sekolah, karena tidak punya uang”.
Kaget... Ya, sungguh kaget mendengar kata terakhir mereka. Seketika itu terlintas pertanyaan dan harapan dalam benakku. Mengapa mereka tidak bersekolah? Seberapa pentingkah sekolah bagi mereka? Ya Allah, semoga dikemudian hari saya berguna untuk mereka semoga mereka segera merasakan indahnya duduk di bangku sekolah.
Satu ucapan perpisahan untuk mereka “Semoga cepat sekolah ya, De! Oh ya, Kak pulang dulu ya. Sampai ketemu lagi... Dah Ade...” Akhirnya kamipun kembali ke Hotel Brenton.
Sumber : Wasum blog's

SMA N 1 Kupang Tengah

Alhamdulillah, pagi ini saya bisa menikmati udara segar di Kupang. Ku lihat pemandangan dari lantai 2 Hotel Brenton, ternyata bagus juga ya? Terlihat di depan hotel ada “pangkalan” bis jurusan Kupang, Kefa, Atambua, dan angkot yang berlalu lalang di sampingnya. Ku lihat juga toko-toko di samping pangkalan itu, ada toko sembako “Toko Baru”, counter HP “Ilman Cell”, toko elektronik “Visicom”, warung bakso dan toko khusus kasur. Di sekitar pangkalan itu banyak orang yang berambut ikal, mulutnya berwarna merah, berkulit gelap dan bahasa yang mereka gunakan terdengar sangatlah “asing”.
Hampir 30 menit saya melihat-lihat daerah disekitar hotel itu, dan alhamdulillah mataharipun “menyambut dengan ceria” dan ku izinkan sinarnya untuk “menyentuh” seluruh badanku. Setelah lebih dari 1 jam, selanjutnya saya menuju kamar hotel dan segera mempersiapkan seluruh perlengkapan untuk pointing, instalasi digiserver, dan memberikan pelatihan multicast di SMA N 1 Kupang Tengah.
Pukul 08.17 kami (saya dan Irsandi Hasan) berangkat menggunakan mobil yang disediakan hotel dan segera menuju SMA N 1 Kupang Tengah. Setelah sampai disana, kami langsung di sambut oleh kepala sekolah (Pak Melkis nama pendeknya) dan kami langsung menuju ruangan beliau. Di dalam ruangan itu ada seorang yang rupanya sedang menunggu kami. Beliau adalah Pak Albert S. Mali, S.Pd perwakilan dari SMA N 2 Kupang Timur. Dalam ruangan itu pula, ku lihat ada sebuah meja yang diatasnya terdapat banyak tumpukan kertas, disebelah kanan lemari ada 1 buah lemari yang diatasnya terdapat 4 piala, 1 buah bendera, disamping meja itu ada 1 buah kursi yang berwarna hitam, dan diatas kursi itu terdapat foto presiden dan wakil presiden, serta gambar garuda. Dihadapan lemari, terdapat papan organigram di sekolah itu, dibawah papan itu terdapat papan pengumuman yang diatasnya terdapat tulisan “Bantuan Jasa Raharja” serta di depan meja kepala sekolah dan diantara papan pengumuman dengan lemari terdapat 5 kursi plastik berwarna merah dan 1 buah meja plastik mini. Rupanya, kelima kursi dan meja mini itu akan digunakan untuk briefing.
Beberapa menit kemudian, kamipun melakukan briefing tentang teknis pengambilan dan pemasangan parabola, serta memberikan informasi yang dibutuhkan oleh mereka. Setelah semua informasi diberikan, kami pun langsung menuju lapangan untuk segera memasang parabola dan langsung pointing. Sedikit demi sedikit kurakit sendiri parabola itu dan setelah selesai dirakit, ku meminta bantuan beberapa pegawai disana untuk mengangkat rame-rame parabola dan memasangkannya diatas tiang yang telah disiapkan.
Tepat pukul 10.30 saya mulai persiapan pointing. Kami persiapkan 1 buah tv dan ditempatkan depan ruang TU dan di samping tv itu ada 1 buah digibox. Kucari arah utara selatan dengan menggunakan kompas. Saya heran dengan kompas itu, karena kompas itu menunjukkan arah yang berbeda dengan arah yang sebenarnya. Ku cari juga letak satelit Telkom 1 dengan menggunakan GPS dan alhamdulillah bisa diketahui hasilnya.
Setelah hampir satu jam setengah belum mendapatkan hasil pointing yang maksimal, saya pun disuruh untuk istirahat dan makan bersama dengan pegawai disana.Tepat 30 menit saya beristirahat dan kulanjutkan kegiatan yang sebelumnya tertunda.
Setelah hampir 3 jam belum juga mendapatkan hasil yang maksimal, akhirnya ku setting ulang letak elevasi, azimut, arah LNB, dan arah parabolanya. Tapi hasilnya tetap lagi belum maksimal. Banyak orang yang bertanya-tanya, “Gimana mas, kok belum dapet hasil yang maksimal?” Dengan perasaan sedikit cemas dan ku jawab saja “sebentar pak, ini juga sedang saya usahakan”.
Alhamdulillah, tiga puluh menit kemudian mendapatkan hasil SNR 77%. Tapi hasil ini membuat saya heran, karena satelit Telkom 1 itu berada di 1080BT sedangkan untuk Kupang berada 1230 BT dan arah parabolanya mengarah ke arah timur. Ada apa gerangan?
Dua puluh menit kemudian, Pak Melkis menyuruh saya untuk mencoba mengganti posisi tiang parabola. Tak ku sangka, lima menit kemudian pegawainya membawakan sebuah bambu kering panjangnya ± 2m. Lalu Pak Melkis berkata “Mas, coba kita ganti tiangnya menggunakan bambu ini!”. Dengan memberikan sedikit senyuman, lalu saya berkata “Maaf Pak, adat saya melarang seorang anak memperkerjakan orang tua”. Lalu Pak Melkis menambahkan “Ga papa mas, soalnya orang timur biasa kerja keras. Ayo lah mas, apa salahnya kita coba?”.
Dengan sedikit pertimbangan, akhirnya saya pun menyetujui saran itu. Saya, Pak Melkis dan Pak Albert mengangkat parabola dan 2 pegawai SMA itu yang memasukan bambu ke lubang parabola. Sudah bambunya bengkok, retak-retak dan sudah sangat kering. Setelah terpasang, dan dengan berhati-hati kami angkat parabola itu. Kami bawa parabola itu ke tengah lapangan. Saya pointing, semua orang memegang bambu. Saat saya putar parabolanya, bambunya pun ikut berputar dan selalu bergerak. Seketika itu juga Pak Melkis berkata “Coba bawahnya tahan pake kaki, trus usahakan jangan bernafas supaya bambunya tidak bergerak”. Dan semua orang pun tertawa.
Hampir 20 menit kami mencoba saran Pak Melkis, dan hasilnya pun belum signifikan. Akhirnya parabolanya kami kembalikan ke tiang yang sebenarnya.
Jam menunjukkan pukul 17.05, dan Pak Melkis menyuruh kami untuk menghentikan pekerjaan kami dan bisa melanjutkannya esok hari. Dan kami pun bersiap-siap untuk pulang. Tepat pukul 17.30 kamipun pulang ke tempat masing-masing.
Sumber : Wasum blog's

Sabtu, 07 Agustus 2010

Laporan Awal Agustus


Setelah menunggu keputusan dari Dinas PPO Kab. TTS Prov. NTT, ahirnya diputuskan tidak ada pemindahan tempat jaringan SeaEdunet, namun untuk di SD N Kesetnana yang lokasinya memiliki cuaca kurang bagus, angin berhembus terlalu kencang hingga posisi parabola terus goyang, maka harus digeser ke posisi yang lebih bagus. sehingga, kamis (5/8) saya ditemani santoso melakukan pointing ulang, setelah sebelumnya pihak sekolah membongkar tempat parabola dan menggeser parabola ke selatan, di sini angin tidak membuat parabola bergoyang lagi.
Alhamdulillah meski dengan peralatan seadanya, akhirnya pointing dapat kami lakukan dengan baik dan sukses. SNR menembus angka 86% dan membutuhkan waktu 1,5 jam. Setelah selesai melakukan pointing, kami langsung melakukan pengecekan jaringan, Alhamdulillah jaringan juga bagus, dan bisa menghasilkan siaran dari seamolec melalui Videolan vlc.
Hari berikutnya, jum'at (6/8) santoso kembali ke Kefamenanu Kab. TTU dan saya kembali melakukan pengecekan di SD Inpres Oenali Kec. Amanuban Barat, Alhamdulillah meski tutup LNB terlepas dan segera saya pasang kembali, tetapi sinyal tetap stabil, SNR tetap pada posisi 85%, dan siaran bisa ditangkap dengan baik.
Sabtu (7/8) saya melakukan pengecekan di SD GMIT Oinlasi Kec. Amanatun Selatan. di sekolah ini sejak dipasang jaringan belum sempat saya cek kembali karena posisi listrik tidak stabil, sering mengalami mati lampu secara endadak dalam waktu yang cukup lama hingga berhari-hari. Setelah dilakukan pengecekan ternyata SNR turun hingga 63%, ahirnya saya lakukan pointing ulang dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya Alhamdulillah bisa kembali normal, SNR mencapai 86%, dan saya cek pada client dg membuka 192.168.1.254 pada browser, siaran televisi bisa saya jalankan melalui komputer clien yaitu dengan menggunakan laptopku. Akan tetapi ketika saya cek melalui vlc tidak mau muncul siaran, padahal sinyal sudah stabil. Apakah ini karena program vlc punyaku yang bermasalah? (mohon sharing dr teman-teman).
Sementara di sekolah lain yang terpasang jaringan SeaEdunet, yaitu SD N Ajaobtomas Kec. Molo Utara belum sempat saya cek ulang jaringan karena saluran listrik di sana belum stabil, alias sering mati. Sedangkan sekolah lain yang juga belum saya cek adalah di SD Inpres Panite 2 Kec. Amanuban Selatan. Di sana sampai sekarang belum diinstal server karena memang sekolah tersebut belum memiliki komputer, tapi pihak sekolah berjanji akan membeli komputer setelah dana BOS cair, kira-kira antara agustus atau september, maklum di sini semua Sekolah Dasar tidak memungut biaya sekolah sepeser pun dari siswa, sehingga semua kebutuhan sekolah harus menunggu dana BOS.
Demikian laporan sementara saya dari Kab. Timor Tengah Selatan Prov. Nusa Tenggara Timur. Besar harapan saya, ada kritik dan saran atau sharing dari teman-teman semua atau dari pihak Seamolec untuk memperbaiki kinerja saya di sini. Atas kebersamaan teman-teman dalam rangka membangun negeri ini, saya ucapkan terima kasih, dan mohon maaf jika kinerja saya hasilnya kurang maksimal.

Rabu, 04 Agustus 2010

Maintenance Lab. Komputer SMA Negeri 1 Insana

Maintenance Lab. Komputer SMA Negeri 1 Insana

Kegiatan dimulai pukul 9 pagi, diawali dengan menganalisa topoligi dan kondisi lab. yang sudah ada. Tujuannya adalah mengintegrasikan SeaEdunet agar bisa diakses dari client yang ada di lab. Kondisi awal lab. yang lumayan tidak baik dikarenakan selama ini SDM yang dimiliki kurang memadai sehingga komputer dan jaringan yang ada tidak terawat. Perbaikan didampingi oleh Bpk. Trens selaku penanggung jawab lab. komputer. Proses perbaikan terpaksa terhenti pada pukul 3 sore karena listrik padam dan rencananya dilanjutkan pada hari 09 Agustus 2010.

LAPORAN SEAEDUNET SMK NEGERI 1 KEFAMENANU KAB. TTU

LAPORAN SEAEDUNET SMK NEGERI 1 KEFAMENANU KAB. TTU



Tanggal                                    : 28 Juli 2010
Lokasi                                      : SMK Negeri 1 Kefamenanu
Nama Kepala Sekolah              : Drs. Frans Fahik Seran
Alamat Sekolah                        : Jl. El Tari KM 9 Kefemenanu

1.      Proses Pemasangan
Pemasangan parabola dimulai pukul 09.00 WITA, yang juga diikuti oleh penanggung jawab lokal disekolah tersebut. Seteleah proses intalasi parabola selesai dilanjutkan dengan pointing ke Telkom 1, setelah sinyal berhasil didapatkan dilnjutkan dengan instalasi kabel pigtail kedalam gedung labolatorium komputer SMK Negeri 1 Kefamenanu. Berikutnya melakukan setting Digiserver dan Access Point SMKN 1 KEFAMENANU. Seluruh proses pemasangan tersebut selesai pukul 17.00 WITA, proses instalasi jaringan memakan waktu lama karena terkendala masalah koneksi streaming yang kurang lancar.


2.      Hasil yang diperoleh
- Channel   : Seamolec
- SNR        : ± 86 %
- AGC       : 100 %
- BER        : 0
Hasil pointing dilokasi ini merupakan hasil terbaik dari keempat lokasi lainnya, hanya saja masih terkendala masalah routing server maupun koneksi tidak berjalan dengan baik.  

3.      Permasalah atau Kendala yang dihadapi
Permasalahan yang ditemui di lokasi ini antara lain:
  • Routing server tidak berjalan dengan baik sehingga koneksi streaming dari client terganggu dan masih dicari solusinya.

LAPORAN SEAEDUNET SMA NEGERI OENOPO KAB. TTU

LAPORAN SEAEDUNET SMA NEGERI OENOPO KAB. TTU


Tanggal                                    : 27 Juli 2010
Lokasi                                      : SMA Oenopo
Nama Kepala Sekolah              : Maximus Seo, S.Fil
Alamat Sekolah                        : Jl. Pelajar Oenopo, Kec. Biboki Tampah Kab. TTU

1.      Proses Pemasangan
Pemasangan parabola dimulai pukul 14.00 WITA setelah dari SMA Negeri Insana, yang juga diikuti oleh penanggung jawab lokal disekolah tersebut. Seteleah proses intalasi parabola selesai dilanjutkan dengan pointing ke Telkom 1, setelah sinyal berhasil didapatkan dilnjutkan dengan instalasi kabel pigtail kedalam gedung kantor SMA Negeri Insana. Proses pointing selesai pukul 17.00 WITA. Hari Kamis tanggal 29 Juli melakukan setting Digiserver dan Access Point SMAN OENOPO. Seluruh proses pemasangan tersebut selesai pukul 15.30 WITA

2.      Hasil yang diperoleh
- Channel   : Seamolec
- SNR        : ± 84 %
- AGC       : 100 %
- BER        : 0
Dengan hasil pointing tersebut kami dapat menerima dengan baik streaming video dari Seamolec, tetapi terkadang koneksi dari client tidak lancar dikarenakan proses routing di server tidak lancar.

3.      Permasalah atau Kendala yang dihadapi
Permasalahan yang ditemui di lokasi ini antara lain:
  • Terbatasnya jumlah kabel dan konektor yang disediakan membuat kami kesulitan dalam instalasi jaringan.
  • Routing server tidak berjalan dengan baik sehingga koneksi streaming dari client terganggu dan masih dicari solusinya.